Jumat, 14 Februari 2014

Sinabung tertutup Kelud

Letusan Kelud

Baru tau berita Gunung Kelud meletus pagi ini.
Tiba-tiba saja semua heboh. Berita di TV, media online, sosmed. Isinya all about Gunung Kelud.
Sangat mengherankan, karena tidak diduga akan meletus seperti itu.
Dampaknya juga kemana-mana. Tiga bandara ditutup karena terpengaruh abu vulkanik dari
si Kelud ini. Foto-foto yang beredar juga seram.
Tiba-tiba ada kabar presiden mau ke sana.
Hmm... yaa..namanya juga bencana yang berdampak besar di beberapa kota Jatim, DIY dan Jateng, dan sedikit Jabar. Tapiiii...........
Kalo aku pengungsi Sinabung, pasti aku akan sakit hati. Begitulah, kalau bencana terjadi di Jawa,
sepertinya pemerintah cepat tanggap, masyarakat sangat peduli. Mungkin mitigasi bencana di Jawa memang lebih bagus. Mungkin peralatan di sini lebih lengkap. Mungkin informasi bisa beredar dengan sangat cepat di sini. Mungkin .....Mungkin presiden cepat kesini karena tanah kelahirannya pasti terkena dampaknya. Mungkin..........
Tapi, tidakkah sangat terlihat perbedaan yang ada? Berapa lama masyarakat sekitar Sinabung mengungsi hingga akhirnya Presiden kesana? Mengapa masyarakat umum juga tak menaruh perhatian? Mengapa sebagian besar media hanya mengabarkan 'seperlunya' saja? Mengapa baru memperhatikan Sinabung ketika sudah jatuh korban?
Mungkin memang Sinabung jauh dari pemberitaan. Mungkin berita Sinabung kalah seksi dibandingkan mobil-mobil mewah Wawan. Mungkin memang pemerintah lebih tertarik dengan banjir yang menimpa warga di kota istimewa Jakarta. Mungkin memang Sinabung tidak strategis untuk pencitraan. Tapi...mereka juga adalah bagian dari masyarakat Indonesia pembayar pajak yang berhak mendapatkan perhatian dari pemerintah, setara dengan warga di kota lain yang lebih populer.
Jadi, setelah Gunung Kelud meletus, mari kita perbaiki sikap pilih kasih kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar