Keseimbangan Irwan Hidayat
![]() |
Irwan Hidayat, Direktur PT Sido Muncul |
Suatu Selasa sore, saya mengirim pesan kepada Pak Irwan mengenai permintaan wawancara. Tidak dibalas, telpon pun tidak diangkat. hopeless dah. Sampai pulang, tidak ada respon. Mulai memutar otak, cari target lain yg bisa diwawancarai.
Selasa pagi, sebentar setelah meletakkan tas dan menyalakan pc, hp bunyi....cuit cuit kuliat nomer yg baru kemaren saya simpan. Lho, Pak Irwan?
Gugup karena kaget nggak nyangka, saya menyampaikan maksud sms sampai akhirnya pak Irwan menyanggupi wawancara untuk sore harinya. Lucky me...
Sore itu juga, saya berangkat ke Cipete Raya, kantor pemasaran Sido Muncul di Jakarta. Ketika bertemu, Pak Irwan bertanya "Dari XXX ya? Lho bukannya WWW?"
"Iya dari XXX, kan bpk tadi pagi telp saya,"jawab saya. "Yang sms kemarin?" beliau kurang percaya.
"Iya Pak, ini sms nya," saya buka sms untuk Pak Irwan sehari sebelumnya. Mbak Yuni sekretarisnya juga ikut lihat sms.
"O iya ya, mari-mari, " katanya ramah sambil mempersilakan masuk kantor.
Ruangan seluas 7x5 meter diisi dengan sebuah meja dengan tumpukan buku di atasnya, dan sebuah kursi kulit yang terlihat nyaman. Di pojok terdapat satu set sofa dan meja dengan sebuah televisi. Pada dinding samping terlihat lukisan sang Nenek, Nyonya Rakhmat Sulistyo.
Penampilan Pak Irwan terlihat sederhana dengan kemeja putih, celana jins biru dan kaca mata. Kemeja putih yang dipakainya berwarna putih polos, dan yang paling menarik perhatian saya adalah kancingnya. Kancing paling atas dijahit dengan benang warna hitam, sedangkan kancing lainnya berbenang putih. Sepertinya kancing itu pernah lepas, dan dijahit ulang.
Salut, itu yang terlintas di pikiran saya. Untuk orang sekelas Pak Irwan, saya yakin beliau bisa membeli baju sebanyak yang diinginkan sekaligus tokonya. Tapi, beliau tidak enggan memakai baju yang 'biasa-biasa' saja.
Pribadi Pak Irwan persis seperti yang digambarkan oleh orang-orang yang pernah bertemu dengannya. Ramah, sederhana dan terlihat pintar tanpa kesan menggurui. Di samping sukses memimpin Sido Muncul, Pak Irwan juga terkenal dengan kedermawanannya. Ia merintis program mudik gratis bagi masyarakat kurang mampu yang ingin pulang kampung pada saat lebaran. Selain merupakan CSR perusahaan, saya memang melihat program itu berawal dari kepedulian sang pemilik kepada masyarakat umum. Sampai sekarang, program mudik gratis telah berlangsung hingga 23 kali dan menjadi contoh bagi perusahaan lain.
"Keseimbangan," begitu pendapat Pak Irwan mengenai program-program sosial yang dia lakukan baik secara pribadi maupun lewat perusahaan. "Konsep ini ada dalam banyak ajaran agama dan kepercayaan. Kita menerima, kita juga harus memberi," ujarnya lagi.
Sejak 2010, Irwan Hidayat juga mengadakan operasi katarak gratis bagi 12.000 masyarakat mengingat Indonesia adalah negara dengan penderita katarak terbesar di Asia Tenggara. Tak heran jika Irwan Hidayat masuk dalam Heroes of Philanthropy Asia Pasifik 2013 versi Forbes.
Percakapan kami berlangsung kurang lebih satu jam. Awalnya beliau menolak untuk difoto pada hari itu, tetapi ketika fotografer datang, beliau akhirnya menyanggupi.
Pertemuan yang sangat berkesan dengan saya. Pada saat banyak orang memikirkan dirinya, ketika pemimpin banyak yang tidak peduli dengan rakyatnya, masih ada orang yang mau menyisihkan waktu dan kekayaannya untuk orang lain. Tulus tanpa pencitraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar